Entri yang Diunggulkan

SEJARAH : OMNIBUS LAW

8 oktober 2020   Dimulai saat massa aksi berkumpul disuatu titik untuk bergerak. Long march dimulai ratusan mahasiswa almamater biru b...

Senin, 02 November 2020

SHORT STORY : JAWABAN SEJUTA KEAMBIGUAN

Aku ingin menulis tentang  perjanan hidup seorang  pemuda.  Tentang rasa penasarannya yang tinggi pada apa yang sedang terjadi, yang tidak seharusnya terjadi dan apa yang seharusnya terjadi pada dunia hari ini. Dia sempat menyimpulkan bahwa dunia yang didapatinya sedang  tidak baik baik saja. Dia mulai memikirkan bagaimana ini semua dapat terjadi. Idealismenya menghantarkannya seolah menjadi dokter mengidentifikasi penyakit dan seolah mampu menyediakan obatnya. Tidak hanya sebatas itu dia juga larut kedalam persahabatan dan cinta. Dia merasakan bagaimana rasanya terjun kedalam filsafat, dia larut dalam kajian sufistik, dia begitu membara didalam pembahasan tentang konspirasi, dia fanatik terhadap gerakan revolisioner, mencari kebebasan dan ketenangan sampai ia melihat sebuah kitab yang membuatnya pasrah dalam batas batas rasional dan merekonstruksi ulang bagaimana peradaban itu dapat dibentuk.

Peradaban sudah ada sejak manusia pertama hadir di bumi ini. Entah seperti apa namun peradaban tidak akan pernah berhenti dan tidak pernah berakhir selagi masih ada manusia hidup di atas bumi. peradaban yang seperti apa itulah yang menjadi kajian pemuda pemuda ini.

Sore itu senja jingga. Langit menampilkan lukisan matahari dengan rekah cahaya yang mencari celah diantara awan. Seolah ingin tenggelam selamanya, matahari ingin melihat hamparan bumi untuk terakhir kalinya. Ai, dan Bi sedang berjalan kaki dengan santai sore itu keluar menjauh dari padat dan riuhnya jalanan, sebatang rokok terbakar menempel diantara bibir Ai. Bi seperti biasa mengenakan sweater santainya dengan topi usang bertulis convers. Ai berkata pada bi di sepanjang jalanan itu. “Bi, dunia tidak akan pernah merasakan nikmatnya pemandangan seperti di sore ini”. Mereka sibuk dikejar deadline. Dengan sepenuh jiwa raga mereka bekerja, tapi apa yang mereka dapatkan? Pertengkaran dirumah dan tidak juga kaya raya. Asap - asap pabrik itu menghasilkan harta karun pada pemilik pabrik. Dan para sales dan karyawan itu menghasilkan ferarri baru untuk bossnya setiap tahunnya”. Bi menjawab dengan santai. “Ai, kau tidak akan pernah mengerti kompleksitas yang sebenarnya terjadi pada orang orang”. “Kau tidak mengerti apa yang membuat mereka melakukan hal hal itu. kau tahu pengangguran semakit banyak. Pekerjaan begitu sulit”. Begitu tak berimbang. Padahal ilmu dasar untuk bertahan hidup adalah keseimbangan. Kurasa banyak yang lupa itu. Ai dan Bi sampai di perpisahan jalan. Mereka berpisah ke arah rumahnya masing masing.    

Manusia mungkin punya berjuta alasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan, beberapa mungkin tak butuh alasan, yang terpenting gaji datang tiap bulan, tidak ada pemecatan, dan bisa hidup dengan cara yang mereka inginkan di akhir pekan. Orang  juga banyak mengatakan bahwa hidup ini adalah proses, karna jarang ditemui seorang karyawan yang betah tetap menjadi karyawan di perusahaan yang sama dan di posisi yang sama selama puluhan tahun. Karna sejatinya manusia butuh yang disebut dengan pengembangan diri.

Ai, adalah seorang sarjana yang menghabiskan waktu menganggurnya dengan mendatangi tempat tempat yang dapat menginspirasinya menulis beberapa bait di sosial media. Tempat yang kerap dikunjunginya adalah tongkrongan anak anak di pinggiran rel, anak anak jalanan dengan gitar kecil melingkar ditubuhnya dan tempat tempat penuh berkah lainnya. Dia menyukai keringat para buruh, tapi hanya dari jauh. sebab kalau sudah berinteraksi pasti dia menangkap hal yang tidak baik dari buruh tersebut, mulai dari gesturnya, pembicaraannya dan pola pikir konservatifnya. Jadi dia lebih senang untuk memandanginya saja agar dia tafsirkan sendiri kesabaran dan semangat si buruh. Dia pernah mencoba berjualan, dengan sepeda motornya dia menjajakan jualanya di pelataran parkir sebuah toko. Pagi hingga petang. Bau badan akibat sengatan matahari seperti sudah berteman baik dengannya.

Dia sering ditabuhi ambisi, tentu saja manusia mana yang tidak dihinggapi ambisi. Dan sebanyak orang yang memiliki ambisi sebanyak itu pula yang dipecundangi ambisinya sendiri. bahkan ambisi manusia yang berubah ubah, berubah ubah pula cara ambisi mempecundangi inangnya. Tapi meski begitu, beberapa orang memaknai ambisi sebagai harapan yang mesti harus ada sebagai bahan bakar menjalani hidup. Maka biarlah aku di pecundangi ambisi berkali kali untuk perputaran hidup yang masih dapat diarungi.

Bi datang kerumah ai. Tok tok, “hai dirut PT. PNS , pagi nunggu sore, tadi kesiangan gak nganggurya? Ingat meskipun kita nganggur kita gaboleh telat hahaha”.

Ai bangkit dari tempat baringannya, “yok bi, ikut aku, aku mau jumpai seseorang”. Mereka menaiki sepeda motor yang dahulu dipakai ai berjualan. Beberapa menit kemudian melewati padatnya jalan mereka sampai kesebuah pekarangan rumah yang luas, ada beberapa pohon tinggi, hingga memberikan nuansa yang berbeda dari jalanan yang panas padat dan gersang ketempat yang rindang, sejuk dan tenang meski rumah itu masih dalam kategori dalam kota.

“Assalamualaikum ustadz”, ucap Ai. Tak berselang lama, seorang pria bersorban putih dengan pakaian santai rumahan keluar. “Waalaikumsalaam”. Ai dan bi menyalami ustadz tersebut.

“Ustadz pakai sorban tapi bajunya kaos ya ustadz, apa ini fashion para ustadz kalau dirumah hehe” ai bergurau.” Ah tidak saya baru pulang dari pengajian rutin rabu jumat di masjid nurul iman. Nah ada apa ini ai dan...,” sambil menghadapkan matanya pada bi. “Saya bi ustadz saya temen ai saya masih berkuliah saat ini”. Potong bi merespon kebingungan ustadz.

“Nah jadi begini ustadz, seperti yang ustadz sarankan kemarin, saya melihat bahwa kemunduran cara berfikir umat islam ditenggarai oleh perilaku yang tidak didasari oleh semangat sosialisme ustadz. Tidak ada kita melihat adanya rasa saling memiliki pada diri setiap muslim. Kita lebih condong kepada kapitalisme yang mana manusia saling mendominasi manusia lainnya. Dan ukhuwah yang terporak porandakan memercik terjadinya perang saudara di negara negara islam di abad 21 ini, seperti di mesir, di tunisia, di libya bahkan ketidak pedulian saat palestina dijajah israel, uighur di diskriminasi pemerintahnya serta rohingya yang dibantai agama mayoritas di negaranya juga kashmir dan muslim india yang hampir tidak aman bagi minoritas. Berakhirnya islam dan cara hidup serta kemuliaannya adalah pada tahun 1924 di Turki sebagai khilafah islamiyah. Kini malah pemerintah kita yang anti terhadapa berdirinya khilafah.

Suara burung yang bertengger di dahan dahan yang ditembus sinar matahari menemani perbincangan hangat ai, bi dan sang ustadz. Hingga menjelang sore ai dan bi masih bersemangat mengikuti diskusi dan pencerahan dari sang ustadz

Islam itu luas ai, tidak bisa hanya dibahas dari segi berkuasanya atau politiknya ataupun siasahnya. Islam lebih dari itu. ingat firman allah yang mengatakan bahwa meraih syurga adalah kemenangan yang nyata bagi muslim. Perintah allah jelas bahwa dalam islam untuk menjalankan apa apa yang diperintahkan dan apa apa yang dilarang membutuhkan ilmu pengetahuan.al quran dan hadist adalah sumber hukum yang kita harus jadikan rujukan. Maka muncullah bab tentang aqidah, lihatlah apa yang  tejadi dengan aqidah kita ahlussunnah wal jamaah. Dahulu sudah ada islam beraqidah syiah rafidhah yang mencoba menggerogoti aqidah kita. Ada berita pula mereka yang membeantu hulagu khan untuk dapat meluluh lantakkan khalifah abbasiyah di baghdad. Bagaimana soal aliran Jabarriyah yang menolak taqdir yang tidak mempercayai taqdir yang allah adalah maha mengetahui, dan mereka mengatakan bahwa allah hanya mengetahui sesaat setelah itu  terjadi. Dan soal jabbariyah yang mengatakan bahwa semua perilakunya adalah karna telah ditetapkan allah, berzinah, berjudi, membunuh dan dosa dosa lainnya karna allah sudah menentapkan seperti itu hingga ia mengatakan bahwa aku begini karna Allah. Allah lah yang harusnya bertanggung jawab.”

Apa benar ada aliran yang seperti itu ustadz? Tak dapat dibayangkan. Bi mengatakan pada Ai, makanya jangan sosialis sosialis mu aja yang ko bawa bawa, ga tau kau kan banyak tendensi antara umat islam. Masak alumni diajarin lagi sama mahasiswa, haha..bi, mengejek.

Jabbariyah, qodirriyah tentu ini terkait dengan prinsip dan keyakinan, dan dapat disebut  sebagai identitas sebuah kelompok. Tentu identitas yang berbeda  apalagi dalam konteks keyakinan sulit untuk di toleransikan.dan mengkaji jalan tengahnya membutuhkan teh manis hangat nih ustadz celetuk Ai yang ternyata kehausan. Hahaha

Ustadz pun masuk memanggil anakanya yang wanita, lalu keluar lagi sebbab mereka duduk di semacam pondok dari kayu beratap rumbai rumbai di pekarangan rumah sang ustadz. Tak beberapa berselang angin sepoi menambah kadar ayunanya sang wanita dengan tiga buah gelas diatas talam yang dipangku kedua tangannya datang menghampiri pondok.Ai dan bi saling tatap menatap, lalu kembali melihat perempuan itu. eh eh, sang ustadz menyadarkan ke Haluan dua pemuda ini. Ini tehnya di minum kata ustadz. Ohh iya ustadz, lanjut aja pembahasanya kayaknya kita uda seger duluan. aduh pemuda zaman sekarang pemabahsannya kritis, ngeliat perempuan kritisnya jadi krisis.

Pembahasan mereka pun berlanjut. Tak lama kemudian datang sebuah telpon dari Ce.  Ai pun mengangkat telponnya. Halo assalamualaikum ce. Waalaikumsalaam. Ai segera berpamitan pada sang ustadz bergegaas beranjak. Bi yang tidak mengerti apa apa latah mengikuti perangai Ai. Ustadz kita izin berangkat dulu ada panggilan mendesak. Ohh iya tidak apa apa. Doakan kita baik baik saja ya ustadz. Ai menghidupkan motornya mereka mulai bergerak barulah Bi menanyakan, Ai apa yang terjadi? Si Ce di tabrak orang dia sekarang di warung kopi yang kita sering kunjungi, kopi bang bewok.

Sesampai di lokasi sudah didapati seorang berpakaian polisi, seorang berpakaian dishub mereka beranjak pergi dari tempat itu. temanku Ce berbaring di salah satu bangku di warung itu. ce gimana keadaanmu? Kulihat darah segar mengalir diantara jari kaki dan tanganya. Dan dia mengatakan kaki ku kayanya terkilir. Yang lain gimana ada lagi yang sakit. Udah ini aja. Sepeda motorku itu la liat entah kekmana bentuknya. Gimmana kronologinya, kok bisa?. duh jangan banyak tanya dululah ko dekatkan dulu rokok sama mancis itu. ai pun menggeserkannya. Ce menghisap asap pertamanya. Di hantamnya aku pake mobil sedan hitam yang parkir itu. aku mau nyebrang dari sisi kiri ke sisi kanan sudah kulewati batas lajur kiri. Mobil itu kuperhatikan sedari jauh, sudah kuukur tidak akan kena. Ternyata mobilnya masuk ke lajur kanan, aku yang baru mau meluruskan kereta dihantamnya. Bi langsung beranjak mencari siapa pengendara. Woi mana orangnya, apa maksud kau nabrak dia. Bi terbawa emosi. Sengaja kau ya?!! Teriak Bi. Bi memegang kerah baju salah satu orang diantara dua orang itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar