Entri yang Diunggulkan

SEJARAH : OMNIBUS LAW

8 oktober 2020   Dimulai saat massa aksi berkumpul disuatu titik untuk bergerak. Long march dimulai ratusan mahasiswa almamater biru b...

Rabu, 27 November 2019

NARASI IMAN DAN AKAL

    Yang menjadikan pergulatan dalam pencarian kebenaran agama adalah kalimat "perubahan apa yang telah terjadi pada mu, hal baik apa yang telah kau lakukan. Seorang non Muslim pernah berujar "Aku dahulu seorang penjahat, pembunuh, pemerkosa, pengedar narkoba. Setelah Aku tahu kasih sayangnya Aku berubah, kini Aku menampung puluhan tuna wisma di rumah rumah ku." Lalu apa Kira Kira yang akan terjadi di kepalamu. Mungkin kau akan melupakan dakwah agama dan masuk ke dalam renungan berkepanjangan atau bahkan seketika kau dikerumuni keraguan atas imanmu. Lalu apa yang terjadi bila di kalangan atheis dan temannya agnostic mereka bilang. "Pernah kah kau membaca koran kawan? Tahukah jumlah nyawa menghilang terbanyak sepanjang sejarah adalah perang yang didasari oleh sentimen agama termasuk agama anda. Berhenti membicarakan soal agamamu padaku. Urus saja teman teman mu itu, perbaiki otak dan hatinya." Bagaimana??? Hancur bahkan luluh lantak jiwamukan???Lalu apa? Apa yang bisa membuat kita tak berhenti dalam dakwah dan agama?. Jelas Keyakinan kawan!!. Semua kata kata mutiara diatas itu adalah logical fallacy. Kau terjebak di dalam nya. Karna dungu dan tidak berfikir jernih kita terjebak didalamnya. Maka sejenak berhentilah membaca tulisan ini dan coba pikirkan dahulu. 
Apa yang kau rasakan? 
Tulis pikiran mu dibawah.. 

Sabtu, 23 November 2019

NARASI NETRALITAS

    Orang orang yang melakukan segala hal yang tidak baik atau melanggar dari hal hal yang sudah di tetapkan memang perlu mendapat hukuman di dunia. Dengan harapan dapat memberi efek jera dan akan menjadi pelajaran bagi siapa saja yang mendengar dan melihat hal itu. Selepas dari pada itu tidak lah perlu untuk menggerakkan diri sendiri dengan menghukumi seseorang itu dengan statement atau hujatan yang berlebih. Karna tidaklah sportif menjadi hakim tanpa sertifikat. 
   Cukup Tuhan dan majelis Hakim yang berhak untuk menberi sanksi. Singkatnya cukup pahami saja bahwa orang orang yang melanggar sesuatu yang ditetapkan atau dilarang adalah orang orang yang siap menerima konsekuensi. Konsekuensi semacam cambukan api, di tariknya ubun ubun dengan paksa, di potongnya lidah, di tuangkan lahar panas ke badannya di Hari kiamat, atau yang lebih kecil mungkin seperti penjara serta denda harta di dunia. Cukup sadari itu, kita akan terbebas dari mencampuri yang bukan hak kita. Biarkan mereka orang orang hebat itu, yang siap mengundang semua pembalasan atas perilakunya di dunia. Mereka itu orang hebat, maka berlepas diri lah dari penghujatan. Tapi jangan tinggalkan mereka kecuali telah disampaikan nasihat hikmah.