Entri yang Diunggulkan

SEJARAH : OMNIBUS LAW

8 oktober 2020   Dimulai saat massa aksi berkumpul disuatu titik untuk bergerak. Long march dimulai ratusan mahasiswa almamater biru b...

Senin, 02 November 2020

SEJARAH : OMNIBUS LAW

8 oktober 2020

 

Dimulai saat massa aksi berkumpul disuatu titik untuk bergerak. Long march dimulai ratusan mahasiswa almamater biru berjalan menyisir jalanan kota. Beberapa kelompok almamater menyatu dipersimpangan. Bergerak terus kedalam kesatuan aksi yang dipimpin langsung oleh serikat buruh. Puluhan organ mahasiswa membawa panji panji kebanggaan sebagai penanda atas sikap tidak terima atas keputusan yang ditetapkan oleh wakil rakyat. Menanti beberapa waktu bundaran sib dipenuhi lautan manusia menanti mobil komando untuk datang. Mobil komando pun datang dengan teriakan dan keriuhan masa aksi, dengan orator yang lantang membakar semangat perjuangan.

Massa aksi membentuk barisan barisan formasi untuk bergerak langsung ke kantor dprd. Ternyata disana telah berlangsung aksi dengan massa aksi yang bergerak dari arah yang berlawanan. Saat itu api dijalanan begitu besar menyala, lemparan gas air mata dan selongsong berbalas batu dan kayu sudah terjadi, water canon menyembur bebas tak tentu arah. Para siswa itu membuat keributan membuat polisi geram. Massa aksi itu yakni katakan saja massa aksi gelombang kedua, berhenti sejenak, memusyawarahkan apakah kita ikut meramaikan atau kita menunggu gelombang aksi yang pertama untuk mundur hingga kita dapat memulai aksi yang baru, yang menyuguhkan ritme. Seorang demonstran menulis tentang rasa kesalnya terhadap mahasiswa yang ikut ikut anarki sebagaimana ditunjukan oleh para siswa. Dia mengatakan bahwa tindakan itu seolah mengajarkan kepada para siswa tentang menjalankan demokrasi yang salah, karna ada ritme dalam dinamika aksi, seperti yang selalu dinyanyikan didalam lagu buruh tani, “berjuta kali turun aksi bagiku satu langkah pasti” kenapa berjuta karna aksi tidak serta merta dapat langsung membuat perubahan, tak semudah membalikkan telapak tangan. Maka massa aksi gelombang kedua memutuskan untuk menunggu sekitar 100 meter dari titik chaos yang sedang terjadi. Beberapa massa yang melarikan diri sampai ke massa aksi yang sedang menunggu. Beberapa demonstran yang tidak sadarkan diri akibat gas air mata dibawa menjauh.

Sampai pada akhirnya massa aksi kedua memutuskan bergerak ke titik aksi. Salah seorang masa aksi terkena pecahan leedakan di pahanya, luka itu cukup membuat kita merinding, karna masih ada pecahan yang menempel di paha nya. Salah seorang demonstran terluka telinganya sebab ledakan selongsong meledak tepat ditelinganya. Tentu saja ini adalah hal hal yang sudah dianggap lumrah didalam setiap pagelaran aksi dimanapun itu, baik nasional maupun manca negara. Saat orasi politik dari mobil komando selesai, provokasi kembali terjadi, salah satunya adalah mobil polisi yang berjalan dengan cukup cepat dan mengagetkan massa aksi tentu memancing anarkis, massa melempari mobil itu dengan apapun dan ternyata itu adalah cara bagi mereka para polisi agar memiliki alasan untuk meneyerang demonstran.

Chaos beralur maju mundur seperti biasa, saling membalas lemparan. Sampai pada saat tidak ada jeda dari kepolisian untuk terus menyerang sampai massa aksi dipaksa mundur sampai ke bundaran kota. Lalu lintas yang tadinya tertutup karna aksi, dibuka oleh demonstran untuk merepotkan polisi. Demonstran terus terusan memancing polisi, sampai area aksi benar benar meluas, sudah banyak yang tertangkap sejak pagi, termasuk para pelajar. Dan tidak ada cara untuk dapat selamat selain melawan, satu mobil polisi yang berniat mengepun terusir memilih berbelok sebab massa mengamuk menyerbu. Aksi sejak pagi itu berlangsung hingga menjelang malam. Tampak pula hadir disana para anak jalanan, anak punk dan anak geng motor. Mungkin ini adalah panggung untuk memberi tanda eksisteni bisa jadi. Yang pasti pengesahan omnibus law meski begitu tebal, bebarapa point pentingnya menghisap darah rakyat secara langsung dan kongkrit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar